Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.
DokterSehat.Com– Kabar mengejutkan datang dari Sulawesi Selatan, tepatnya dari Kabupaten Sidrap. Gadis remaja berusia 13 tahun bernama Sry Wahyuni dinikahi oleh pria berusia 41 tahun bernama Rustam Ashary. Yang lebih mengejutkan adalah, sang gadis sebenarnya masih duduk di kelas 1 SMP!
Gadis SMP menikah dengan pria 41 tahun
Berdasarkan keterangan dari ibunda Sry, Nurhayati, perkenalan pasangan ini berasal dari media sosial Facebook. Meskipun terlihat tidak lazim, Nurhayati menyebut pernikahan ini berlangsung tanpa paksaan dan direstui oleh orang tua dari kedua belah pihak.
Sang ayah, Juma’ming tidak mengeluarkan banyak komentar. Ia hanya berharap pernikahan putri bungsunya bisa memberi kebahagiaan dan langgeng.
Bahaya kesehatan fisik pernikahan dini
Meskipun bisa dilakukan oleh siapa saja, pakar kesehatan sangat tidak menyarankan pernikahan dini, khususnya di usia remaja. Ada banyak sekali risiko kesehatan fisik yang bisa didapatkan akibat hal ini, khususnya bagi pihak kaum hawa.
Berikut adalah beberapa dampak kesehatan dari pernikahan dini yang sebaiknya kita waspadai.
Bisa menyebabkan hipertensi
Pakar kesehatan menyebut pernikahan dini ternyata bisa meningkatkan risiko terkena hipertensi atau tekanan darah tinggi. Tekanan atau stres yang didapatkan dari mengarungi kehidupan rumah tangga yang belum tentu lancar ternyata bisa menjadi pemicunya.
Selain itu, bagi wanita berusia remaja yang sudah hamil, risiko terkena preeklampsia dengan gejala tekanan darah tinggi, adanya kandungan protein di dalam urine saat buang air kecil, hingga kerusakan beberapa organ tubuh meningkat drastis. Masalahnya adalah preeklampsia bisa menyebabkan kematian bagi ibu atau bahkan janin di dalam kandungan. Selain itu, jika sang bayi bisa dilahirkan dengan selamat, bisa jadi akan mengalami gangguan pertumbuhan.
Bisa memicu anemia
Jika sampai wanita hamil di usia remaja, maka risiko untuk terkena anemia akan meningkat dengan signifikan. Hal ini disebabkan oleh kekurangan zat besi yang akhirnya mengganggu produksi sel darah merah. Masalahnya adalah jika sampai anemia terjadi di saat hamil, maka janin di dalam kandungan akan lebih rentan terlahir prematur. Perkembangannya juga akan ikut terganggu.
Gangguan kelahiran pada bayi
Ibu yang hamil di usia remaja cenderung lebih berisiko mengalami kelahiran bayi prematur. Bahkan, bayi yang dilahirkan juga cenderung lebih rendah dari normal. Jika sampai hal ini terjadi, maka bayi tentu akan lebih rentan mengalami gangguan pernapasan, gangguan pencernaan, gangguan penglihatan, masalah kognitif, dan berbagai masalah lainnya.
Meningkatkan risiko kematian saat melahirkan
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Sistem Kesehatan Nasional Inggris, disebutkan bahwa ibu hamil dengan usia kurang dari 18 tahun memiliki risiko lebih besar untuk mengalami kematian saat melahirkan. Hal ini disebabkan oleh secara fisik tubuh mereka sebenarnya belum benar-benar siap untuk melahirkan. Sebagai contoh, bagian panggul masih cenderung sempit sehingga membuat proses persalinan sulit untuk dilahirkan.
Selain bagi ibu, risiko kematian saat persalinan juga bisa meningkat bagi sang bayi.
Gangguan mental
Banyak ibu berusia remaja yang mengalami gangguan mental akibat kelelahan akibat proses kehamilan dan persalinan yang berat. Mereka juga mengeluhkan sulitnya menjalani kehidupan rumah tangga dan merawat anak sehingga lebih rentan terkena depresi, gangguan kecemasan, dan PTSD.
Bahkan, pakar kesehatan menyebut kasus KDRT di antara pasangan suami-istri berusia remaja cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh secara mental, para remaja ini sebenarnya belum benar-benar siap untuk menjalani kehidupan pernikahan yang berat.
Melihat fakta ini, sebaiknya memang kita harus mempertimbangkan berkali-kali jika ingin melakukan pernikahan di usia remaja.
Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.
EmoticonEmoticon